Oce E Satria
Tan Barain kesal mendapati media massa dan medsos hiruk pikuk soal dana haji, beras, dan HTI. Ia curiga, jangan-jangan sementara ini ada orang-orang yang bersulang sambil terbahak-bahak. Mereka ini, agak hati Tan Barain adalah yang mengambil keuntungan dari gaduh yang siapa tahu disengaja untuk mengecoh publik.
Ia ingat kejadian saat "teroris" tolol unjuk gigi di titik terbuka di kawasan Sarinah dulu. Di saat mana, ada korporasi raksasa tengah "berjuang" menego pemegang stempel untuk berebut dollar. Tak masuk di akal Tan Barain ada teroris melakukan aksi di titik yang mudah direkam dari pojok mana pun. Teroris konyol bin tolol ibnu pandir.
Apakah Tan Barain menuduh? Tidak. Kusir bendi yang doyan membetot Sampurna hijau di bibirnya yang hitam itu, hanya menduga-duga. Tetiba terlintas saja analisa ecek-ecek ini.
Itu tahun 2017 silam. Dan kalau disingkap lagi file-file lama, akan banyak ditemukan kejadian dengan modus serupa. Bahasa renyahnya: pengalihan isu.
Kekadang, istilah "pengalihan isu" atau juga "teori konspirasi" dicap cara bodoh menganalisa keadaan. Penganut paham itu dianggap termakan cerita bualan. Padahal sejatinya, dengan cara mentertawakan penganut paham "pengalihan isu" atau juga "teori konspirasi" , aksi akal bulus mereka akan aman berlangsung, sementara yang mereka tertawakan terlanjur malu dan kemudian segan membuat tuduhan "pengalihan isu" atau juga "teori konspirasi".
Itu agak mirip-mirip dengan trik kontra intelijen terhadap kontra intelijen. mengecoh pengecoh
Juli 2020, peristiwa serupa mungkin patut diduga punya kemiripan. Segelintir orang pentantang petenteng unjuk gigi men-declare sebagai pembela Pancasila, sembari dengan pongahnya mencoba membakar poster bergambar Habib Rizieq Shihab. Tak mempan dibakar, lalu dirobek. Masyarakat marah dan memaki-maki di media sosial. Media massa memberitakan.
Selama itu pula kita agak lupa dengan isu politik dinasti.
Begitulah kira-kira analisa tambahan dari Tan Barain.
Ia memang hobi menghubung-hubungkan satu kejadian dengan kejadian lain, lalu membuat premis, dan akhirnya merutuk kesal: "Anjing Kurap... Takicuah Den...!!!!"
Karena tak punya akun medsos, Tan Barain hanya bsa mengomel-ngomel kepada kudanya yang sudah menopause dan ringkih itu.
"Haiiiisss.....ceeek...ccceekk....haiiiiss....!!!" katanya sambil menarik tali kekang, menuju Bofet Alima. Menikmati menu pagi wajib: Ketan berkerambil, pisang goreng raja, dan kopi panas.
*Agustus 2017.
(diperbarui Agustus 2022)
APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?: