OBROLAN Ust Felix Siauw dengan Raymond Chin menarik tentang, apakah sekarang AI sudah menjadi berhala baru? Ustad Felix menjawab dengan mengambil contoh aktifitas beri'tikaf. Karena dalam i'tikaf orang khusyuk mengingat Tuhan.
I'tikaf artinya khusyuk atau konsentrasi melakukan koneksi dengan Tuhan. Syaratnya: fokus beribadah/konsentrasi dan tidak boleh terpengaruh gangguan hal sia-sia.
Usai nonton Raymond dan Felix saya jadi kepikiran tentang i'tikaf, dan mencari tahu referensi soal itu. Dalam Islam iktikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid atau di mana pun, dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Iktikaf biasanya dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, tetapi bisa juga dilakukan kapan saja. Aktifitas ini disunnahkan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah seperti sholat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an.
Dalam makna umum i'tikaf: jika mengacu pada bahasa Arab, adalah 'akafa' berarti berdiam diri dan menetap dalam sesuatu.
Berdiam diri di suatu tempat,
Tapi secara syariat maknanya adalah; berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan amalan-amalan tertentu atau tata cara tertentu, seperti tidak keluar dari masjid tanpa keperluan mendesak, tidak berbicara sia-sia, dan fokus pada ibadah. Jadi ada dua syarat: fokus, dan tidak boleh terpengaruh gangguan yang sifatnya sia-sia. Kita fokus mendekat pada Allah.
Maka berangkat dari pemahaman itu, boleh jadi, gadget, handphone, medsos dengan jenis segala kontennya, AI, dan sejenisnya, adalah bentuk sesembahan, berhala atau tuhan yang "diiktikafi" oleh sebagian orang tanpa disadarinya. Orang yang asyik tenggelam dengan layar handphone umumnya mirip orang i'tikaf; khusyuk sekali dan mau mantengin HPnya berjam-jam. Tak bisa lepas dari HP, dari terbangun sampai hendak memejamkan mata yang diingat adalah HP. Orang terbius dengan apa yang ditonton atau dilihatnya di layar handphone, dan akan kesal bahkan marah bila ada gangguan (misalnya dipanggil ortu, pasangan, teman atau bosnya). Maunya sendirian tak boleh diusik. Ia asyik dengan "sesembahan"nya.
Begitu juga orang-orang yang tenggelam dalam "i'tikaf" lain yaitu mereka yang khusyuk dengan sesembahan berupa tokoh, presiden, mantan presiden, gubernur dan sejenisnya yang dipuja puji begitu rupa.
Saking dipuja setinggi langit, hingga bila idolanya dikritik dan dihina orang ia akan tersinggung bukan kepalang, baperan dan marah sejadi-jadinya. Ada yang sampai memutus silaturahim segala.
Mungkin saja itulah i'tikaf dalam bentuk lain. Khusyuk pada sesembahan yang menyesatkan.
(Oce)
APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?: