Banjir Mualaf di Mana-Mana: Dari Kainama Hingga Dondy Tan



SETAHUN belakangan saya keranjingan nonton Youtube yang ada cerita mualafnya. Berbagai kisah dari bermacam orang dengan latar belakang beragam selalu menarik. Bagi saya, orang berpindah keyakinan  ke agama tauhid, itu menakjubkan. Lebih menakjubkan dan bikin iri adalah, rerata para mualaf justru kuat kecintaan pada Islam dari pada saya yang muslim sejak lahir. 

Dari berpuluh-puluh mualaf dalam negeri yang saya tonton, rata-rata berlatar belakang dari iman kristiani, sedikit Hindu, Budha, Konghucu, dan murtadin yang balik lagi jadi muslim. Sementara mualaf Eropa dan Amerika, selain berlatar kristiani juga banyak yang dari agnostik (percaya tuhan tapi tak percaya agama) hingga atheis (tak percaya tuhan).

Nyaris dari semua mualaf itu, dulu sebelum memeluk Islam, lebih dari separuhnya memiliki pandangan negatif dan buruk pada Islam, bahkan ada yang bencinya pada Islam sudah sampai ke ubun-ubun. Umumnya karena doktrin orang-orang sekitar mereka dan lebih banyak karena propaganda media ( Stasiun TV Amerika, Fox News, terkenal karena Islam phobianya, sering menayangkan berita permusuhan, kabar bohong tentang Islam). Islam phobia mencapai puncaknya pada serangan bom WTC dan bom Bali.

Namun gegara dua peristiwa bom itu, banyak orang Amerika yang justru penasaran gimana sih sebenarnya ajaran Islam? Benar gak sih kitab sucinya mengajarkan membunuh? Nah, begitu mereka membeli Al Quran dan membacanya, pandangan mereka langsung berubah. Mereka terkejut dan takjub dengan isi Al Quran yang ternyata melarang muslim membunuh tanpa alasan yang dibenarkan. Kewajiban menjaga nyawa satu jiwa dinilai sama dengan menyelamatkan nyawa seluruh manusia. Dll.

 Mereka bahkan baru tahu bahwa dari meneliti ayat-ayat Al Quran akhirnya menyimpulkan bahwa Al Quran sangat sempurna, tak mungkin dikarang Muhammad. Ayat-ayat Al Quran 100 persen masuk akal, logis, dan sangat sesuai dengan sains modern. Banyak profesor, artis, jurnalis  hingga orang biasa yang akhirnya memutuskan jadi mualaf. Kesimpulan mereka, jangan nilai muslimnya, tapi ketahui apa isi kitab sucinya.

Di Indonesia, para mualaf rata-rata juga memiliki pandangan buruk terhadap Islam sebelum bersyahadat. Mereka dulu dapat informasi yang keliru. Misalnya soal poligami, kisah Muhammad mengawini anak kecil, Muhammad menyebarkan Islam dengan pedang dsb.  Pandangan buruk itu akhirnya luntur begitu mereka membaca sendiri isi Al Quran dan membaca sirah nabawi.

Sejak Youtube menjadi media sosial yang banyak ditonton, banyak kristolog-kristolog (pakar kekristenan) yang membuat konten membongkar isi Bible. Istilahnya kritik teks. Para kristolog yang kadang juga disebut apologet, membongkar banyak kontradiksi dalam teks-teks Bible, juga konsep ketuhanan yang dianggap sulit diterima akal. Bahkan para pendeta juga sering sulit menjelaskan logika konsep trinitas itu. Kalau kita dengar 10 pendeta yang menjelaskan konsep trinitas, maka ada 10 pendapat berbeda. Lantaran rata-rata mereka mendasarkan penjelasannya menggunakan opini pribadi. Berakrobat muter-muter. Berbeda dengan Islam yang selalu punya dalil teks Quran dan Hadist untuk apapun masalah. Konsep tauhid sangat clear dijelaskan dalam surat Al Ikhlas. 

Banjir mualaf di era Youtube juga tak lepas dari ceramah-ceramah pakar kristolog mulai dari Syehk Ahmad Deedat, seorang Afrika Selatan keturunan India hingga Dokter Zakir Naik asal India. 

Salah satu mualaf yang masuk Islam karena sering nonton Ahmad Deedat dan Zakir Naik adalah Dondy Tan. Pengusaha alat berat ini mengaku penasaran dengan ceramah dua pakar Bible itu. Ia pun memeriksa Bible selama hampir 7 tahun dan akhirnya diakuinya apa yang dikatakan Deedat dan Zakir Naik benar. Ia menyerah dan akhirnya bersyahadat. Dondy Tan pun mengoleksi puluhan Bible berbagai versi dan membeberkan temuan-temuannya lewat kanal Youtubenya. Dahsyatnya, banyak orang Kristen yang akhirnya bersyahadat setelah menonton Youtubenya Koh Dondy. Banyak mualaf mengaku masuk Islam justru setelah membaca Bible yang selama ini tak pernah dibaca. Lho koq bisa? Ya buktinya bisa.

Selain Dondy Tan, mualaf yang paling terkenal tentu saja Christopher Agustinus Kainama.  Ia memeluk Islam justru gara-gara dikirim belajar Alkitab ke Israel. Ia belajar manuskrip-manuskrip Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan terkejut ketika menemukam nama Muhammad di Perjanjian Lama bahasa ibrani. Kainama terguncang. Lalu bersyahadat sepulang dari Israel.

Kini Ustad Kainama aktif di Youtube dengan kajian-kajian kristolognya. Metode Ustad Kainama yakni dengan interaktif, artinya ia tak menggunakan buku fisik sebagai bahan data. Ust Kainama justru menggali teks Bible yang bicara nubuatan kenabian Muhammad, tulisan-tukisan pakar Kristen, sejarah kekristenan dari internet. Ada Bible online yang lumayan lengkap seperti Kitab Sabda dll, bahkan dengan wikipedia pun Ust Kainama mememukan banyak informasi. Ia telah mensyahadatkan kurang lebih 1.200an orang. 

Satu lagi mualaf yang kemudian menjadi pakar kristologi adalah Profesor Manachem Ali di Surabaya. Ia adalah ahli filologi, ilmu bahasa yang mengkaji tentang sejarah, pranata, dan kehidupan suatu bangsa yang terdapat dalam naskah-naskah lama. Manachem Ali jago bahasa Ibrani dan bahasa Arab. Aktif di Youtube dan banyak orang yang mualaf gegara nonton dia.

Tentu masih banyak kristolog lain di Indonesia. Seperti alm Ust Ihsan Mokoginta, pendeta yang akhirnya mualaf dan menulis banyak buku tentang kristologi.

Selain mereka masih banyak kristolog di Indonesia, namun yang berlatar belakang mantan Kristen saat ini ada Ust Kainama, Prof Manachem Ali, Dondy Tan, Ust Nababan, Irena Handono.

Masih terkait Kristolog, di ranah Youtube saat ini juga marak debat antar Islam-Kristen. Menariknya, dari debat tersebut penonton bisa menentukan mana argumentasi yang masuk akal, by data, dan lengkap.

Tentu ada sebagian orang yang bertanya, ngapain sih kita repot-repot membahas kitab Bible dan kekristenan? 

Jawabnya, karena itulah cara kita membuktikan ayat-ayat Al Quran tentang Isa Almasih, cerita penyaliban yang disinggung dalam Al Quran. Tentang siapa sebenarnya yang disalib, tentang mereka yang mengubah ayat-ayat taurat dan injil. Dan ternyata dengan mengkaji Bible secara teliti apa yang dikatakan Al Quran bisa dibuktikan justru dengan kitab orang Kristen sendiri! 

Atau misalnya, kaum nasrani menganggap kisah pembakaran Nabi Ibrahim adalah dongeng. Al Quran juga tak menjelaskan secara rinci. Lalu bagaimana membuktikannya? Ternyata setelah diteliti  dalam perjanjian lama, kisah itu terkonfirmasi, seperti diuraikan Prof Manachem Ali.

Alasan lain perlunya kita paham apa isi Bible yang sesungguhnya, adalah untuk membentengi ummat Islam dari upaya pemurtadan. Anda tahu, upaya-upaya pemurtadan (diakui atau tidak) masih terjadi. Selain langsung, mereka juga lewat internet via iklan google.  Apalagi kini era digital. Beberapa ayat Quran (terutama yang bicara tentang Nabi Isa),  justru dijadikan alat untuk memurtadkan.  Yang paling sering dijadikan senjata adalah tentang "jalan yang lurus", "Isa terkemuka di dunia dan akhirat" dll. Cek saja. Kalau ummat kurang jeli bisa saja terperangkap, dan murtad. Apalagi anak-anak kita yang tiap waktu berada di dunia maya.

Dunia sekarang memang lebih terbuka dan bebas. Bicara perbadingan agama adalah hal biasa. Silakan bahas kritik teks. Asal jangan menghina sesembahan orang saja, itu dilarang Allah Swt. Keyakinan orang lain tetap harus dihormati. Tapi membahas secara ilmiah, boleh-boleh saja.

/Oce
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama