Mengenang LBP

LBP meninggal dalam usia 83 tahun. Lumayan tua. Mantan tentara di angkatan darat itu menjadi buah bibir banyak orang.
Sebenarnya oleh ortunya ia diberi nama Robert. Ayahnya seorang Pendeta yang juga mengajar geometri di Universitas Oxford dan telah memiliki empat anak dari kedua pernikahan sebelumnya.
Saat kanak-kanak dan remaja LBP dikenal pandai bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangannya. LBP juga pandai bermain peran (drama).



Ia kemudian masuk tentara. Pernah bertugas di Afrika Selatan. Sekali waktu LBP pernah mempertahankan sebuah kota di Afrika Selatan dari pengepungan Mafeking. Dan ia berhasil. Saat itu ia berpangkat Letnan Satu.
Dia pernah bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan ke India untuk memimpin Pasukan Dragoon ke-5.

LBP saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan raja Zulu Dinizulu di provinsi Natal, Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Ia juga ditugaskan ke daerah Matabele di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Kepala Staf di bawah Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan di sanalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris.

Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena LBP berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah ia banyak mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan kepanduan.

Ia bergabung dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada LBP, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yang kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
LBP menulis beberapa buku bertema militer yang ditulis untuk pengintaian. Ia juga menulis buku mengenai berkemah dan soal2 kepanduan. dan banyak dibaca remaja pria.
Dia, Lord Baden Powell (LBP). Bukan Lord Badan Power, jangan salah eja.
LBP kemudian dikenal sebagai Bapak Kepanduan Dunia.



Lord Baden-Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri. Batu nisannya diberi tanda sebuah lingkaran dengan titik di tengah "ʘ" yang merupakan tanda jejak yang berarti "Kembali pulang" (Going home), atau "saya telah kembali pulang" (I have gone home).

(Oce/wikipedia dan berbagai sumber)
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama