Bila Hujan Mengenai Hamba-Hamba yang Dikehendaki-Nya



SEJAK dini hari pukul 00 lewat hujan menderu, dan langsung lebat, didahului angin.

Sampai pagi ini, Pakanbaru masih dibaluri hujan. Dingiin layaknya berada di Padang Panjang atau seputaran Gunung Marapi.

Tak ada cara lain menerimanya selain menyeduh kopi. Menikmati Minggu yang basah. Lalu meneroka  Datuk Gugel, mencari tahu, apa sih hujan ini, dari pandangan Sang Maha Pemiliknya?

Allah Swt berfirman, “Dialah yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan). Sehingga, jika angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.” (QS al-A'raf [7]: 57)

Teori tentang hujan baru bisa disimpulkan ahli sains pada tahun 1686, Edmund Halley mengemukakan teori tentang angin sebagai unsur penting terbentuknya hujan. 

Dikutip dari republika.co.id, Halley mengemukakan istilah angin monsun yang terjadi akibat adanya perbedaan panas antara daratan dan lautan sebagai hasil dari zenithal march matahari.

Ilmuwan pun akhirnya bisa menguraikan dengan lebih perinci tentang proses terjadinya hujan. Dimulai dari gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus, dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit.

Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air.”

Sejak 14 abad yang lalu, kala penduduk bumi belum memahami apa itu hujan, Alquran sudah menjelaskan teori terjadinya hujan dengan sangat detail.

Prosesnya pun diterangkan dalam Firman Allah Swt, “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS ar-Ruum [30]: 48).

Dalam ayat lain juga disebutkan dengan lebih perinci. “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah menggerakkan awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS an-Nur [24]: 43).

Hujan adalah bukti nyata kekuasaan Allah SWT bagi siapa pun yang mau menadaburinya. Hujan menjadi sesuatu yang patut disyukuri kehadirannya sebagai karunia tak terhingga. Allah SWT menyebutnya dalam Alquran:

 “Wahai manusia, apa pendapat kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan terasa asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?” (QS al-Waqi’ah [56]: 68-70).

Jika pagi ini kita kena hujan, mudahan-mudahan karena kitalah yang dipilih dan yang dikehendaki Allah Swt. Aamiin.


Pku 15 Januari 2023
HujanPKu
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama