01, 02, 03.....para calon pemimpin diberi nomor masing-masing. Kita, pemilih juga diberi nomor antrian untuk mencoblos di TPS nomor sekian. Kontestasi apa pun akan berujung pada nomor untuk mendapatkan siapa yg terbaik.
Hidup kita memang dipenuhi nomor. Dari pakaian dalam ada nomornya (34,36,38 dst), sampai sepatu dan celana ada nomornya. Apalagi telepon dan henpon, hanya bisa tersambung oleh sinyal kalau ada nomor simcardnya.
Ayat-ayat kitab suci juga mesti dinomori untuk memudahkan penyusunan dan gampang memahaminya.
Apa saja yang biasa dinomori? Ini di antaranya:
- Nomor atom: jumlah proton di dalam nukleus sebuah atom;
-- Nomor buntut: nomor atau angka akhir (satu sampai dengan empat angka) dari deretan angka undian/judi;
-- Nomor induk: nomor menurut catatan dalam buku induk (buku pokok catatan daftar nama dan sebagainya);
-- Nomor kode: nomor atau angka untuk menentukan nomor barang atau undian yang akan menang;
-- Nomor lambung: nomor kapal, tertulis pada bagian lambung (sisi) kapal;
-- Nomor lepas: nomor eceran surat kabar, majalah, dan sebagainya);
-- Nomor Rekening.
-- Nomor penerbangan: nomor untuk membedakan berbagai penerbangan;
-- Nomor perdana: nomor permulaan terbit surat kabar, majalah, dan sebagainya);
-- Nomor perkenalan: nomor atau produk suatu terbitan pers yang dikirimkan secara cuma-cuma kepada perseorangan atau badan-badan, pada saat penerbitan dimulai;
-- Nomor polisi: nomor yang diberikan polisi lalu lintas bagi kendaraan bermotor dan sebagainya;
-- Nomor seri: nomor urut (pada mesin kendaraan bermotor dan sebagainya);
-- Nomor surat: tanda berupa angka atau gabungan angka huruf yang dicantumkan pada surat resmi.
-- Nomor wahid: nomor satu atau yang terbaik;
Kita tunggu nomor berapa yang akan jadi nomor wahid di pilkada kali ini.
Dalam lagu No More, No More-nya Aerosmith ada lirik:
"...you love 'em and you hate it but to me they're all the same.
no more, no more.....
(Anda mencintai dan benci mereka, tapi bagiku mereka semua sama,
nggak lebih, nggak lebih....)