BEBERAPA hari sebelum Pak Bambang menghadiri peringatan Hari Pers Nasional di Kupang, saya ngacir duluan ke sana. Bukan untuk mempersiapkan acara -- karena memang tak ada sangkut-pautnya urusan presiden dengan kegiatan saya -- tapi karena ada agenda sendiri.
Soekarno-Hatta - Juanda - El Tari saya tempuh dalam waktu tidur yang lumayan pulas. Sore pukul empat saya sampai. Mas Nengah Pustaka, teman saya sudah menunggu.
Karena perjalanan panjang dan cukup melelahkan, saya langsung putuskan istirahat di Hotel Astiti di Jalan Jendral Sudirman. Matikan tivi, nikmati musik dari Radio Swara Timor di 90.1 FM. Aktivitas dimulai esoknya.
Menikmati Kupang tentu saja harus menikmati ikan bakar dengan sambal khas Kupang. Ikannya berukuran besar-besar tapi dengan harga yang relatif murah.
Yang pasti juga enak adalah jagung bose. Makanan ini adalah hasil olahan jagung dan sayuran ditambah kacang hijau atau kacang tanah. Kalau istilah Pak Bondan; Top markotop surotop! Begitulah kesimpulannya.
Tapi saya sempat kecele juga.
O ya, cerita soal angkot, mungkin agak mirip dengan ciri khas angkot di Padang, di sini angkot (masyarakat di sini menyebutnya "bemo") juga layaknya toko musik berjalan. Speaker sub woofer besar berada persis di bawah bangku penumpang, Suaranya tentu bisa memecahkan gendang telinga dengan lagu-lagu yang disetel sesuai selera sopir. Mulai lagu pop, rock dangdut sampai lagu-lagu rohani.
APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?: