SBY Demen Curhat Colongan: Gaji Tertinggi ke 3 di Dunia, Masih Kurang?

Entah karena sudah menjadi bakat dan kepribadiannya, SBY punya kebiasaan curcol alias curhat colongan. Ia selalu mempersonifikasikan masalah pribadi sebagai masalah negara. Dalam berbagai pidato, ia sering menyelipkan curahan hati, meyatakan keluh kesah dan selalu memposisikan dirinya sebagai korban.

Ketika aparat keamanan bersitungkin nyari teroris ia malah menggelar konferensi pers "menceritakan" rahasia intelijen tentang rencana pembunuhan atas dirinya oleh kelompok teroris lengkap dengan alat peraga, terutama pipinya yang cakep itu diperlihatkan pada rakyatnya sebagai salah satu fokus bidik teroris. Itu satu contoh saja.

Contoh terbaru, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono curhat soal gajinya yang tak naik-naik selama tujuh tahun berkuasa. Ia mengaku tak bermaksud apa-apa, apalagi minta kenaikan. Tapi cibiran tak bisa dicegah.

Gaji per tahun yang diterima Presiden SBY mencapai 124.171 dolar per tahun. Menurut majalah bergengsi asal Inggris, The Economist, dengan angka tersebut berarti gaji SBY 28 kali lipat dari pendapatan per kapita. Kesenjangan yang tak terkira-kira.

Curhat colongan tersebut tidak saja bikin kegaduhan baru tapi juga membuat orang semakin kehilangan rasa sebagai rakyat yang tidak dipimpin oleh pemimpin yang bijak. Pemimpin kok cengeng sih? Sebagai seorang pemimpin harusnya SBY mencari solusi, bukan malah memperkeruh masalah dengan respons dramatisasi, tanpa memberikan solusi. Kayak main bola, SBY selalu menggocek tanpa membuat gol. Ia selalu mengoper masalah kepada bawahannya.

Di era kedua fase pemerintahannya, SBY adalah tokoh tunggal, sementara wapres Budiono tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi bemper SBY. sehingga jika terjadi permasalahan SBY sendiri yang menjadi bemper. Berbeda dengan KIB jilid I, dimana JK sangat bisa diandalkan, bisa menjadi bemper ketika terjadi masalah.
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama