Birahi Kenikmatan Makassar



MAKASSAR Kekaguman pada Makassar dan Sulsawesi Selatan dimulai dari meja makan: ikan bakar, coto dan segelas kopi hangat khas Makassar, tak lupa hisapan lembut jie sam soe di sebuah kafe dalam kunjungan kedua ke kota Pak JK ini.

Di sela-sela kenikmatan itu, seorang kawan aktivis lokal menceritakan tentang birahi kenikmatan lain kota Makassar, selain pariwisata dan kulinernya, yakni hiruk-pikuk politik lokal. Jadi ada dua sisi pandangan; pertama sisi realitas pariwisata dan kedua realitas politiknya.

Pariwisata berkembang cukup baik. Pencapaian pariwisata Sulsel 2010 cukup bagus. Antara lain, 3,7 juta wisnus, dan 42.371 wisman. Awal 2011 ini, dua kota di Sulsel, Makassar dan Parepare akan didatangi dua kapal pesiar dari Jerman dan Amerika pada 25-26 Januari mendatang. Masing-masing MS Europa berpenumpang 274 orang dari Jerman dan Sea Born Spirit berpenumpang 300 wisman asal Amerika Serikat.

Namun dinamika politik juga berkembang sedemikian menariknya.

Peta politik di Makasar dan Sulsel pada umumnya berjalin dalam simpul-simpul kesukuan dan cengkraman partai politik (khususnya Golkar) terutama persaingan pengaruh elite-elite beringin; Syahrul Yasin Limpo, Ilham Arief Sirajuddin, dan HAM Nurdin Halid. Lalu ada PSM Makassar. 


Hiruk pikuk perpolitikan merupakan kenikmatan tersendiri bagi masyarakat. Mereka suka bicara politik. Ada tokoh ada partai yang jadi bahasan pokok. Di masyarakat sendiri ada semacam pameo “pilihan kita ada dua: Partai dan Figur” Artinya hasil pileg tidak otomatis sama dengan hasil pilgub atau pemilihan walikota.

Sama seperti saya, kekaguman pada Makassar juga dilontarkan Peserta Fam Trip Journalis Malaysia usai mengunjungi sejumlah objek wisata, seperti diceritakan FajarNews.

"Aku tertarik dengan silsilah raja-raja Gowa yang begitu lengkap. Adanya garis keturunan raja Gowa dengan petinggi di kerajaan Malaysia menjadi salah satu daya tarik kami berkunjung ke daerah ini," aku Deputy News Editor TV3 Malaysia, Kamaruddin Mape di sela-sela kunjungannya.

Kamaruddin sendiri mengaku berdarah bugis asli. Orangtua dan neneknya berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan malah punya hubungan kental dengan salah satu mantan legislator Golkar Sulsel.

Jurnalis Harian Metro Kuala Lumpur, Ahmad Nazri malah kagum saat berada di Trans Studio. "Aku pernah kunjungi wahana di Taiwan, tapi tak kusangka ada yang lebih hebat di Makassar. Awalnya aku pikir masuk mal, tahunya ada lengkap wahana di Trans Studio," aku Nazri dalam dialek kental Melayu. (*)





Posting Komentar

1 Komentar
  1. yang paling menyenangkan adalah bertemua kawan lama di Makassar, setelah dua puluh tahun...

    BalasHapus

APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?:

Below Post Ad