Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek

rumah puisi taufiq ismail
AIE ANGEK - Kampungku, nagari Aie Angek yang terletak di kaki gunung Marapi, persisnya di kilometer 6-7 jalan raya Padangpanjang - Bukittinggi kini semakin terkenal saja. Aku dan orang kampungku boleh berterimakasih pada penyair Taufiq Ismail yang menggagas berdirinya Rumah Puisi ini. Rumah Puisi ini terletak di lembah antara dua gunung legendaris Minangkabau; Marapi dan Singgalang. Daerahnya tentulah sejuk bahkan nyaris dingin namuan dengan bentangan pesona hijaunya sawah, kebun dan daerah lereng kedua gunung yang tentu saja indah.

Rumah puisi lahir dari gagasan penyair kenamaan Taufiq Ismail, yang tumbuh dari pengalaman kolektifnya bersama tim redaktur Horison dan sahabat-sahabat sastrawan se-Indonesia. Bermodalkan uang dari hadiah sastra Habibie Award 2007 sebesar US$ 25.000 (atau Rp 200 juta setelah dipotong pajak), sastrawan kelahiran Bukittinggi ini membangun rumah puisi yang berlokasi di tempat yang selama ini diimpikannya.

Pembangunannya dimulai 1998 dan pada ulang tahun Taufiq Ismail ke-55, ia pun meluncurkan bukunya yang berjudul Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit, yang seluruh hasil penjualannya ditujukan untuk menambah biaya pembangunan rumah puisi ini.

Diberi nama rumah puisi, bukan berarti kegiatannya semata-mata berkaitan dengan persajakan saja. Ia merangkum seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan literatur dan literasi, karya sastra, pembacaan dan latihan penulisannya, dengan warna keindahan puitik sebagai intinya. Sesungguhnya seluruh karya sastra, yaitu sajak, cerita pendek, novel, drama dan esai, semuanya pasti memiliki keindahan puitik masing-masing yang khas, lalu digunakanlah istilah puisi sebagai kata sifat bersama dan payung dari seluruh karya sastra.

Kegiatan yang diadakan di Rumah puisi diantaranya pelatihan guru Bahasa dan Sastra Indonesia, membaca dan berlatih menulis siswa Sanggar Sastra, apresiasi sastrawan Indonesia dan Minangkabau, akses buku-buku perpustakaan yang jumlah koleksinya mencapai ribuan buku, menghadirkan Sastrawan Tamu dari daerah lain selama 15 hari-1 bulan, interaksi antar sastrawan dengan guru dan siswa dan interaksi antar sastrawan. Semua program ini dirancang untuk menumbuhkembangkan minat pelajar, guru dan masyarakat umum pada sastra dan melahirkan karya-karya sastra yang bermutu tinggi di kemudian hari.

Bertandang ke rumah puisi tidak puas rasanya hanya sekadar mampir. Oleh karena itu, siapkan waktu dan koper Anda, karena memang ada fasilitas hotel dengan 22 kamar, aula, kantin, perpustakaan, kolam renang dan musala yang diberi nama Sajadah Panjang di sana. Harga kamarnya dipatok Rp 300 ribu nett per malamnya.

Untuk mencapai lokasi anda hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau. Lokasi yang terletak diantara daerah Padang Panjang dan Bukittinggi, memudahkan pengunjung untuk datang karena sudah dikenal oleh masyarakat sekitar. Alamat lengkapnya, Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi Km 6, Aie Angek, Kec X Koto, Tanah Datar, Sumbar. Jika ingin berkunjung silakan konfirmasi pada Manajer Rumah Puisi, Muhammad Subhan, no hp 081374442075.

Tidak ada pungutan untuk mengunjungi rumah puisi. Datanglah, dan batin anda akan ternikmati oleh suasaana di dalam rumah puisi dengan segala koleksi buku yang beragam, yang jumlahnya mencapai ribuan. Anda yang tentunya pecinta buku, pasti ingin berlama-lama di sana.

Di luar rumah puisi pun, mata Anda akan dipuaskan dan dimanjakan melihat pemandangan yang sangat cantik. Mari kita syukuri dan kita jaga semua ini, agar bermanfaat bagi kita dan generasi ke depan.

Info

Posting Komentar

0 Komentar

Below Post Ad