25 TAHUN MENUNGGU KATA CINTA “Dik Uta, aku cinta kamu tanpa batas...”



Kalau Anda ketemu sesuatu yang menakjubkan dan menggetarkan, misalnya ketemu puisi bagus, apa yang Anda segera lakukan?

Saya hampir serupa histeria (padahal sedang terharu) begitu selesai 'menikmati' kalimat-kalimat hebat yang ditulis Pepeng Ferrasta

Pasti sudah banyak yang baca buku "That's All', tapi saya membacanya di postingan blog Pepeng yang baru pertamakali saya baca. 

Saya tidak tahu judulnya.Tapi anggap saja judulnya 25 TAHUN MENUNGGU KATA CINTA “Dik Uta, aku cinta kamu tanpa batas...” 

Saya buru-buru mengklik bar facebook agar bisa menuliskan catatan ini, tapi saking terburu-buru justru yang terjadi adalah saya menutup bar facebook. Terpaksa login lagi.

Inilah puisi inspiratif itu:


“Dua orang mahasiswa mengikat cinta dalam perkawinan untuk menghindari berbagai hubungan yg dilarang sang Khalik.

Hari itu 30 okt 1983, si pria 29 tahun dan gadisnya 22 tahun.

Dua orang mahasiswa mengikat cinta dalam perkawinan untuk mendapat keturunan seperti yang dipertintahkan sang Khalik.

Anak pertamanya lahir, si bapak mengurus, menjaga malam hari, mengganti popok & memandikan.

Si Ibu menyusui. Mereka masih muda dan saling menyinta. Si pria 32 tahun dan kekasihnya 25 tahun.

Si pria sudah sarjana, setelah 10 tahun, setelah mempunyai anak dua. Mereka masih muda dan saling menyinta, si pria 34 tahun dan kekasihnya 27 tahun.

Si pria sudah bekerja, kekasihnya sudah sarjana, anak mereka sudah 4. Hari itu mereka memasuki rumah yang diidamkan oleh setiap keluarga. Mereka masih bugar dan saling menyinta. Si pria 42 tahun dan kekasihnya 35 tahun.

Hari ini si pria 54 tahun, ia tergeletak karena sakitnya didampingi oleh kekasihnya yang 47 tahun, tidak muda lagi menjelang ulang tahun perkawinan mereka yang ke 25.

Dalam sakitnya berkelebat semua kenangan dengan kekasihnya. Dalam sakitnya ia
menulis untuk kekasihnya:

“Dik Uta,” demikian panggilan kesayangan sang pria setelah sakit untuk kekasihnya yang bernama Utami

“Saya tidak akan pernah lupa ketika awal penyakit itu datang kamu menenangkan saya dengan kata-kata

“Kita sedang menjalani peran baru”

Subhanallah, dik Uta kata-kata itu sangat menjadi inspirasi untuk saya menjalani sakit saya. Dan, saya selalu berdoa,

“Ya Allah berilah kecerdasan untuk kami agar kami selalu melihat semua ketetapanmu melalui sudut pandang yang membahagiakan”.

Peran Baru, itu adalah salah satu sudut pandang yang cerdas dan membahagiakan

Ahh di Uta, teralu banyak dan panjang jika saya tulis betapa rasa terima kasih atas ketegaranmu menjalani peran baru ini.

Saya tahu dik Uta sedih tapi kamu tetap tegar

Saya tahu dik Uta takut, tapi kamu tetap tegar

Saya tahu dik Uta lelah tapi kamu tetap tegar, mengurus saya, membersihkan, dan membalik badan saya setiap 1 jam di malam hari.

Saya tahu dik Uta ingin jalan-jalan untuk hilangkan jenuh tapi kamu tetap tegar mendampingi saya karena saya tidak bisa ditinggal terlalu lama sendiri.

Saya tahu dik Uta selalu mengharapkan kata-kata cinta dari saya tapi kamu tetap tegar walau kamu tak pernah mendengar kata-kata itu.

Hari ini kamu akan mendengarnya dari mulut saya

“Dik Uta, aku cinta kamu tanpa batas”

“Saya akan selalu bahagiakan kamu tanpa batas,”

“Saya akan selalu ada untuk kamu tanpa batas,”

Kelak kalau saya sudah bisa jalan, kita akan pergi kemanapun kamu mau

Yang selama ini hampir tidak pernah kita lakukan.

Dik Uta, pikirkanlah yang terbaik tentang cita-cita kita karena Allah SWT berfirman:

“Aku sebagaimana prasangka hambaKu”
 
 


Pepeng membuat kita tersadar banyak di antara kita yang sehat dan masih kuat, ternyata begitu mudah menyerah, lembek, dan kurang mensyukuri hidup. 

Kita mudah menyerah ketika dihadapkan pada cobaan hidup. Kita lembek ketika dihadapkan pada tantangan. Kita kerap mengeluh bahwa Tuhan tidak adil hanya karena mencobai kita. Padahal cobaan tersebut sepele dan tidak sebanding dengan apa yang dihadapi Pepeng" ~Andy F Noya.  

Buat Mas Pepeng, tetaplah berpantang mati sebelum ajal...! Semoga Allah SWT melimpahkan kenikmatan dan karunianya. Tentu saja puisi Pepeng di atas saya kopi-pasta dari sono

Oce Satria

Posting Komentar

7 Komentar
  1. peristiwa demi peristiwa, meski hanya keburukannya yg kau rasakan, maka keburukan itulah yg akan mengajarmu ttg bgmn kenikmatannya...krn dibalik peristiwa ada kebaikan yg tersimpan...

    BalasHapus
  2. baik atau buruk,smua ketetapan ALLAH bwt HAMBANYA, tak pernah tau apa rahasia Allah di balik smua nya..so b'baik sangkalah kpdNya,krn DIA spt sangkaan hambaNya.
    iedys_bgt@yahoo.com

    BalasHapus
  3. Orang tak akan pernah merasakan nikmatnya rasa bahagia
    bila dia belum pernah mengalami derita.....
    Mudah2an kita tak lupa u sll bersyukur dlm segala keadaan yg kita jalani......amiiiiin......

    BalasHapus
  4. terimakasih saudaraku.. semoga Allah merahmati mu dengan ilmu yang bermanfaat.. dan menetapkan hati kita dalam persaudaran yang saling menasehati dlm kesabaran dan kebenaran. amiin :)

    BalasHapus
  5. terimakasih komentarnya sahabat2 fberku

    BalasHapus
  6. Hello!

    "Roder Rock" and I - We have a new blog; "Yeladim - Children" - and would like invite you to know it

    * Yeladim (children in Hebrew), involves issues of child education, toys, games, educational sites and music, suitable for babies and young children.

    Welcome suggestions and contributions on related subjects.

    "... Let the child lick the honey while saying each letter of the word of G'd - and that each sound always sweet words in your language."


    Wishing you love and Peace

    BalasHapus
  7. hello, I'm so glad to follow your new blog. I thought I would learn a lot from what you publish. Thank you, brother

    BalasHapus

APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?:

Below Post Ad