Oce Satria
"MENGINGAT-ingat masa lalu sambil membandingkan dengan masa sekarang, oleh sebagian orang dinilai kurang bijak. Sebab masanya saja sudah berbeda, mengapa pula harus dibanding-bandingkan, Kamu setuju?" temanku bertanya ketika kami ngobrol santai sambil ngopi suatu malam.
"Ada benarnya," jawabku. "Tapi, bagiku sekadar mengingat-ingatnya juga tak salah. Sekadar penghibur diri saja. Apalagi di usia yang tau-tau sudah setua iini saja."
"Tua sih belum, tapi kalau ngaku masih muda, itu namanya gak tau diri.😀," sahutnya sambil ngakak.
"Dulu, saat masih seusia anak SD bahkan SMA, aku tak terbayang bakal hidup di zaman serba digital ini. Kemajuan internet, penemuan smartphone android yang ditanamkan berbagai aplikasi canggih ke dalamnya membuat semuanya kini serba ajaib," tuturku kemudian.
"Inilah yang orang-orang sebut Era Disrupsi, yakni masa di mana inovasi teknologi IT membuat perubahan terjadi secara besar-besaran dan fundamental. Mengubah tatanan yang sudah ada, membawa cara-cara baru dalam berbisnis, bekerja, berkomunikasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari," temanku menjelaskan. "Masa lalumu seperti apa sih, Oce?"
"Aku termasuk generasi yang sempat bermasa kecil dan remaja di kampung. Sempat hidup tanpa aliran listrik, malam hanya berterang lampu damar, togok, lampu teplok sampai stromking."
"Lampu strongkeng, maksudmu?"
"Iya. Itu cara awaknya. Masih terkenang olehku tataprosedur menyalakan lampu strongkeng: ada kaus lampunya terbuat dari jalinan benang khusus dan dipasangkan di tampuk lampu. Untuk menyalakannya, lampu ber-BBM minyak tanah itu kita harus menuangkan sedikit spritus ke tatakan kecil di bawah kaus lampu. Kemudian kita cetuskan api api ke spritus itu. Sembari apinya menjilat kaus kita harus memompa minyak tanah agar naik menuju puncak strongkeng. Ada pompa khusus di lambung strongkeng itu. Ada pula putaran kecil pengatur watt lampu. Begitu sinarnya menembak ke segala penjuru, maka strongkeng digantungkan ke langit-langit rumah," aku berkisah.
"Wow! Detail juga ingatanmu, ya?"
"Aku juga adalah generasi di mana radio transistor menjadi sahabat masa kecilku. Menikmati siaran RRI dan radio AM dari kota Padangpanjang dan Bukittinggi. Sesekali ikut memesan lagu lewat telepon umum koin.
Dari radio juga kita menyimak siaran berita, update harga sayur mayur dari berbagai sentra produksi petani," lanjutku.
"Kalau musik?" ia menyela.
"Di masa SD dan SMP itu dari radio aku akrab dengan lagu-lagu Ebiet G Ade, Iwan Fals, Toar Tangkaw, Tommy J Pisa, Andi Meriem Mattalata, Achmad Albar, Utha Likumahua Dll. Akrab pula dengan kaset-kaset, dari Tanama Record sampai JK Record," sahutku.
Temanku manggut-manggut. "Trus, apa lagi?"
"Menyenangkannya, aku generasi yang sempat intens mengunyah majalah-majalah Bobo, Hai, Gadis, Kawanku, Anita Cemerlang, Femina, Kartini, Majalah Psikologi Anda, AyahBunda, Amanah, tabloid Bola dll. Menikmati cerbung dan cerpen-cerpen Zara Zetira ZR, Pipiet Senja, Nestor Rico Tambunan, Kurnia Efendi, Leila Chudori, Tika Wisnu, Niken Pratiwi, Adek Alwi, Seno Gumira Ajidarma, Arswendo Armowiloto, Gola Gong, Hilman dll," beberku.
"Pasti di masa itu juga di mana gosip artis dan Top Chart 10 Tangga Nada Lagu jadi favorit dari koran minggu ibukota, ya?" tambahnya.
"Ada tuh koran minggunya yang top: Sinar Pagi, Sentana, dan Simponi Minggu," sahutku.
"Apatah lagi kalau diingat masa² bermain lakon semba di halaman mesjid, main patok lele, main galah, kelereng dan main kajai, dsb. Anak-anak dunianya adalah main, begitu kata orang. Iya khan?"
"Yes," aku mengangguk. "Tapi, apa pun itu, aku harus mengucap syukur alhamdulillah atas usia ini. Garis hidup sudah disuratkan, eh, suratan hidup sudah digariskan (ah, sama aja). Jangan mengeluh. Perkhusuk saja shalat, lakukan ibadah sebisanya barang seada telap. Maklum, usia juga menggerus kesehatan dan stamina. Mudah lelah, lejar, dan rangkit-rangkit.
Juga terimakasih kepada siapa pun yang telah membantu. Aku ingat kata seorang tokoh pemilik mall di Padang: "Jangan pernah melupakan orang yang pernah membantumu, sekecil apa pun bantuannya". Kikira begitu pesannya. Semoga Allah membalas kebaikan orang-orang yang telah membantu dengan berlipat keberkahan. 🤲," ucapku.
"Tengkyu ya ceritamu. Aku cabut dulu!" ia menyeruput sisa kopi lalu bergegas menuju Yamaha NMax-nya di samping Mio- J-ku.
Selamat Ultah kelimapuluh tiga, walau waktu sudah terlewat.pokoknya kuucap selamat.
BalasHapust
Trims Tami...
Hapus