Pengakuan DN Aidit Tentang Peristiwa Gestapu



PENULIS Tarzie Vistachi dalam bukunya The Fall of Sukarno, menukilkan pemberitaan wartawan Asahi Evening News (Tokyo) yang mengatakan sebagai pengakuan DN Aidit sebelum meninggal dunia, tentang peristiwa Gestapa tahun 1965 itu. Walaupun pengakuan DN Aidit itu tidak pernah mendapat penegasan resmi, barangkali ada baiknya juga kita ikuti sebagai tambahan bahan dalam penyingkapan fakta historis, jang bertalian dengan peristiwa Gestapu terkutuk itu.

DN Aidit menyatakan antara lain:

"Saya adalah penanggung jawab utama terhadap peristiwa 30 September itu, yang disokong oleh pemimpin PKI dan organisasi-organisasi rakyat di bawah naungan PKI. Apabila coup d'etat itu berhasil, politik saya ialah akan mewujudkan hubungan ekonomi yang lebih erat dengan China Komunis. Pada mulanya saya merencanakan pelaksanaan coup" itu pada tanggal 1 Mei 1965, tetapi Lukman, Njoto Sakirman dan Njono tidak menyetujuinya." 

"Alasan mereka gerakan coup itu berbahaya, lantaran persiapannya belum sempurna, dan bila dilaksanakan pada tanggal tersebut pasti akan mengalami kegagalan. Perundingan dengan Letkol Untung dan lainnya, seringkali diadakan sejak sesudah bulan Juni 1965. Ketika kembali dari Aljazair pada permulaan bulan Agustus saya singgah di Peking, dan membicarakan tentang kesehatan Presiden Sukarno dengan pemimpin-pemimpin komunis China. Segera setelah saya kembali ke Indonesia pada pertengahan bulan Agustus itu, perundingan rahasia lantas dilakukan. Pelaksanaan coup d'etat dirundingkan dengan Lukman, Njoto, Brigdjen Supardjo dan Letkol Untung."

Aidit meneruskan:

"Sejak kami mendapat info bahwa tentara, dengan perintah dari Menteri Angkatan Darat Jenderal A Yani akan menggeledah PKI dan organisasi jang beraffiliasi dengan PKI, atas persangkaan memiliki senjata-senjata secara illegal, situasi bagi kami menjadi demikian rupa, sehingga karenanya coup itu harus dipercepat. Pada tanggal 25 September 1965, kami menentukan tanggal 30 September, sebagai hari melancarkan coup itu. Letkol Untung diangkat sebagai Ketua Dewan Revolusioner" hanya sebagai tindakan sementara."

"Dalam sidang rahasia CC PKI mulanya rencana coup d'etat tadinya direncanakan pada tahun 1970. Memang ada saran supaya coup itu dilancarkan pada Hari Angkatan Perang tanggal 5 Oktober 1965, tetapi tanggal tetapi tanggal tersebut harus dipercepat, karena detail dari rencana coup tersebut telah mulai bocor. Saya memang memerintahkan wakil-ketua PKI Njoto untuk pergi ke Sumatera, karena saya percaya bahwa dia akan sanggup membujuk rakyat Sumatera untuk mengikuti jalan fikiran kami. 

Presiden Sukarno terlihat mesra berdampingan dengan
Ketua PKI D.N Aidit pada 23 Mei 1965. wikipedia. org


Setelah kami mengetahui bahwa coup di Jakarta gagal, saya mengambil langkah untuk terbang ke Jawa Tengah untuk mendirikan suatu dewan revolusi di sana, dan untuk mengumpulkan kembali kekuatan kami. Saya meninggalkan Lapangan Udara Halim pada tanggal 2 Oktober jam 1.30 pagi, dan tiba di Jokyakarta pada jam 3 pagi. Kepada komandan Lapangan terbang Jokja saya katakan, bahwa karena keadaan situasi di Jakarta tidak stabil, ada kemungkinan bahwa Presiden Sukarno akan mengungsi ke Jokyakarta; dan saja harus mencek di sini terlebih dahulu. Pada tanggal 2 Oktober, saya berangkat dari Jokja ke Semarang, dan dari sana lantas ke Solo."

Demikianlah keterangan DN Aidit, menurut Tarzie Vittachi dalam bukunja The Fall of Sukarno"



Oce Satria

Sumber Majalah Kiblat No 8, Minggu kedua September 1971, N Latief
foto: Life


Posting Komentar

0 Komentar

Below Post Ad