koruPSSI: Obat Mual Sudah Tak Laku

Sambil ngopi, sambil menyulut rokok, berita televisi ikut menyulut kebencian dan keheranan. Misalnya Menteri satu itu sepertinya –bahkan menurut tukang goreng keliling yang sekali-sekali melongok headline suratkabar – tak tahu malu. “Kemaluan” kasus yang benar-benar memalukan sudah diumbar ke rakyat: Kasus terpidana Ayin yang menyulap kamar tahanannya selayak apartemen kelas ‘wah’, kasus perjokian terpidana di LP Bojonegoro. Dan sang menteri hanya senyam-senyum sambil terus mengolah bola di mulutnya.

Kasus pelesiran Gayus Tambunan, ‘apartemen’ Ayin dan joki napi di LP Bojonegoro menjadi catatan buram sistem manajemen rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Mungkin ada lagi beberapa menteri dan pejabat yang muka badak juga. Menunggu atasan memberhentikan, menurut mereka jauh lebih konstitusional ketimbang mengambil inisiatif berbesar hati menyatakan malu dan mundur.

Tayangan berita dan ulasan yang bertubi-tubi di televisi tentang kebobrokan manajemen pemerintahan, akhirnya membuat kita tidak lagi mual atau muntah. Sudah kebas. Layaknya Nurdin Halid yang membuang jauh-jauh mukanya demi mempertahankan kursi ketua umum PSSI padahal sudah bertubi-tubi pula makian dan cacian memintanya mundur. Toh ia bergeming. Lalu Liga Primer Indonesia yang belum ketahuan baik-atau buruknya itu oleh rakyat justru didukung habis-habisan lantaran rivalnya adalah PSSI yang dikomandani mantan terpidana KORUPSSI itu.

Pagi ini, atau besok-besok, Alhamdulillah obat mual atau muntah ndak bakal laku lagi di negeri ini!

Huuueeeekkkkkhh….!

Posting Komentar

0 Komentar

Below Post Ad