Yvonne Ridley, Mualaf dari Harian Sunday Express




Yvonne Ridley adalah jurnalist harian Inggris Sunday Express yang pernah ditawan Thaliban di Afghanistan, dikenal sangat anti Islam. 

Namun belakangan ia berubah menjadi muallaf dan gigih membela Islam. Mengapa mantan wartawatiThe Independent, Observer dan Sunday Times ini tertarik masuk Islam?

Sewaktu meliput gerakan Thaliban ia mengalami kesialan karena tertangkap pasukan Thaliban, 28 September 2001. 

Pada tahun 2001, Yvonne sempat ditangkap oleh Taliban saat sedang melakukan liputan di Afganistan yang dia masuki dengan menyamar memakai burqa karena visanya ditolak. Yvonne disandera selama 11 hari karena dituduh melakukan mata-mata, lantaran salah satu tentara Taliban melihat kamera yang dia bawa, demikian dilansir Guardian edisi 28 September 2001.

10 hari lamanya ia ditahan. Namun ia mengaku diperlakukan sangat baik oleh orang-orang Thaliban. Jauh dari bayangannya dan seperti gosip kalangan barat bahwa Thaliban sangat kasar pada kaum perempuan.

Yvonne saat itu khawatir dirinya dirajam sampai mati. Namun alih-alih demikian, Yvonne malah diperlakukan dengan respek oleh penyanderanya, demikian dilansir BBC edisi 1 Mei 2004. Dia sempat ditawari pemuka agama di kalangan Taliban untuk pindah agama ke Islam, namun Yvonne menolak dan berjanji akan mempelajari Alquran.

Dia dibebaskan setelah berjanji untuk membaca dan mempelajari Alquran, dan mencari dasar Taliban memperlakukan perempuan seperti yang distigmakan selama ini sangat mengungkung perempuan. Namun niatan menelaah Alquran secara akademis ini berubah menjadi perjalanan spiritual, setelah Yvonne menemukan bahwa tak ada dasar sama sekali dalam Alquran bahwa Taliban 'mengungkung' perempuan seperti itu.

Sebaliknya, dia menyimpulkan bahwa Alquran seperti 'Piagam Magna Carta' bagi perempuan. Alih-alih mengungkung perempuan, Yvonne malah menemukan kedudukan perempuan dalam Alquran sama dan setara.

"Alquran membuat jelas bahwa perempuan setara dalam spiritualitas, nilai dan pendidikan. Apa yang semua orang lupa adalah bahwa Islam itu sempurna, namun manusia tidak," tegas Yvonne dilansir Guardian.

Dua tahun setelah dilepas oleh Taliban, Yvonne mengucap dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim. Kini Yvonne menetap di Jedburgh, jauh dari keramaian, agar ia bisa menulis buku mengenai sosial politik dunia.



Setelah dibebaskan dan berjanji mempelajari Al Quran, ia melakukan studi intensif secara akademik tentang Islam, hingga akhirnya ia benar-benar masuk Islam dan bersyahadat.

Dalam studi tersebut Yvonne terkesan dengan ajaran Islam dalam hal penghormatan yang sangat tinggi pada wanita. Berbeda jauh dari kajian dan pendapat kaum feminisme yang tidak komprehensif.

Kekerasan Terhadap Perempuan Justru Tragis di Barat.

Yvonne memaparkan fakta tentang betapa sebenarnya di Barat kekerasan terhadap perempuan justru sangat mencengangkan.

"Fakta pertama, ada 4 juta wanita Amerika yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga dalam 12 bulan saja. Lebih dari 3 orang wanita Amerika setiap hari yang terancam dibunuh suami dan selingkuhan mereka. Ada 5500 wanita Amerika mengalami kekerasan sampai tewas dalam rentang waktu 2001 sampai 2006. Data ini adalah tamparan keras kepada publik Amerika," katanya.

Yvonne mengatakan, Islam justru mewajibkan ummatnya memberikan penghormatan sangat tinggi pada perempuan. Membolehkan perempuan bekerja dan memberikan hak penuh distribusi penghasilannya.

Oce Satria, dari berbagai sumber
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama