ISTILAH "Trinitas" tidak muncul dalam Alkitab. Pertama kali nuansa "Trinitas" dicetuskan oleh Teofilus dari Antiokia (tahun 170an). Kemudian dipopulerkan oleh Tertulianus pada abad ke-3.
Trinitas menjadi sentral dalam perbincangan bapak-bapak gereja (Yustinus, Atanasius, Agustinus, dll) dikarenakan oleh munculnya ajaran gnostik yang mencoba untuk menjelaskan Trinitas sebagai TriDeisme (Tiga Tuhan) atau Unitarian (Monoteisme yang menolak Divinitas pribadi Kristus).
Teofilus dari Antiokia
Teofilus sebenarnya adalah orang pertama yang menggunakan kata yang berarti "Tritunggal." Ia menggunakan kata Yunani triad untuk merujuk kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus (sebagai "Tuhan, Firman-Nya, dan Kebijaksanaan-Nya" ).
Ia menulis pembelaan dan penjelasan tentang agama Kristen yang berjudul To Autolycus . Tulisannya cukup panjang, dan mencakup banyak hal tentang apa arti agama Kristen bagi gereja mula-mula. Seperti tulisan panjang lainnya, tidak ada kejutan di dalamnya. Semua penulis Kristen mula-mula mengatakan hal yang sama tentang apa yang diajarkan para rasul.
Karena matahari adalah lambang Tuhan, dan bulan adalah lambang manusia. Dan sebagaimana matahari jauh melampaui bulan dalam hal kekuatan dan kemuliaan, demikian pula Tuhan melampaui manusia. Dan sebagaimana matahari tetap penuh, tidak pernah berkurang, demikian pula Tuhan selalu sempurna, penuh dengan segala kekuatan, dan pengertian, dan kebijaksanaan, dan keabadian, dan segala kebaikan. Namun bulan memudar setiap bulan, dan dengan cara tertentu mati, menjadi lambang manusia; kemudian ia lahir kembali, dan menjadi bulan sabit, sebagai pola kebangkitan di masa mendatang. Dengan cara yang sama juga tiga hari yang ada sebelum benda-benda penerang, adalah lambang Tritunggal, Allah, dan Firman-Nya, dan kebijaksanaan-Nya . (To Autolycus II:15)
Theophilus juga menghitung jumlah waktu dari Adam hingga harinya, berdasarkan tanggal lahir dalam Perjanjian Lama. Ia memperoleh 5.698 tahun hingga sekitar tahun 168 M. Ini agak berbeda dari tanggal yang akan kita hitung karena ia, seperti semua penulis Kristen abad ke-2 lainnya (dan beberapa penulis PB), menggunakan Septuaginta , terjemahan Yunani dari Kitab Suci Ibrani. Beberapa tanggal lahir meleset 100 tahun antara teks Masoret dan Septuaginta. Seth, misalnya, lahir ketika Adam berusia 230 tahun dalam LXX, bukan 130 seperti dalam teks Masoret.
Tanggal-tanggalnya menciptakan ramalan yang cukup menarik, karena Roma jatuh pada tahun 476 M, sangat dekat dengan tanda 6.000 tahun menurut perhitungan Theophilus.
Tertulianus dari Kartago
Quintus Septimius Florens Tertullianus, atau Tertulianus, (155–230) adalah seorang pemimpin gereja dan penghasil banyak tulisan selama masa awal Kekristenan.
Ia lahir, hidup, dan meninggal di Kartago (Carthage atau dalam bahasa Phoenicia "Qart Hadasht" artinya "Kota Baru", adalah sebuah kota kuno di Afrika Utara, yakni di sisi timur Danau Tunis, sekarang dekat kota Tunis di Tunisia).
Ia dibesarkan dalam keluarga berkebudayaan kafir (pagan) serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan hukum.
Pada tahun 196 ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat hingga sebagai Bapa Gereja ia digelari "Bapak Teologi Latin" atau "Bapak Gereja Latin".
Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan, merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi". Di dalam Apologeticusnya, ia adalah penulis Latin pertama yang menyatakan Kekristenan sebagai vera religio (agama sejati), dan sekaligus menurunkan derajat agama klasik Kerajaan dan cara penyembahan lainnya sebagai takhyul belaka.
Sebelumnya, para penulis Kristen umumnya menggunakan bahasa Yunani – bahasa yang agak fleksibel dan halus, yang cocok digunakan untuk berfilsafat dan berdebat tentang hal-hal sederhana. Acap kali, orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani menggunakan cara berfilsafat seperti ini terhadap keyakinan mereka.
Meskipun Tertulianus, pengacara kelahiran Afrika itu, dapat berbahasa Yunani, ia memilih menulis dalam bahasa Latin, dan karya-karyanya mencerminkan unsur-unsur moral dan praktis orang Romawi yang berbahasa Latin. Pengacara yang berpengaruh ini telah menarik banyak penulis untuk mengikuti gayanya.
Ketika orang-orang Kristen Yunani masih berdiskusi tentang keilahian Kristus serta hubunganNya dengan Allah Bapa, Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi ortodoks. Maka, ia pun menawarkan formula yang sampai hari ini masih kita pegang: Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi.
Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin Trinitas, Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin substantia bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik". Arti kata persona bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga personae dapat berbagi satu substantia. Tiga pribadi (Bapa, Putra dan Roh Kudus) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi).
Meskipun Tertulianus mempersoalkan "Apa urusan Athena (filsafat) dengan Yerusalem (gereja)?" namun, filsafat Stoa yang populer pada masa itu turut memengaruhinya. Ada yang berkata bahwa ide dosa asal bermula dari Stoisisme, kemudian diambil alih Tertulianus dan selanjutnya merambat ke Gereja Barat. Agaknya ia berpendapat bahwa roh (jiwa) itu adalah sebentuk benda: seperti tubuh dibentuk ketika pembuahan, maka roh pun demikian. Dosa Adam diwariskan seperti rangkaian genetik.
Gereja-gereja Barat menyimak ide ini, tetapi ide ini tidak dialihkan ke Timur (yang mempunyai pandangan yang lebih optimistik tentang sifat manusia).
Kira-kira pada tahun 206, Tertulianus meninggalkan Gereja untuk bergabung dengan sekte Montanis. Keterlibatannya dengan Montanisme, dan karena sejumlah tulisan menjelang akhir hidupnya dianggap bertentangan dengan ajaran Gereja, kemungkinan membuat Tertulianus tidak pernah diakui sebagai seorang santo oleh Gereja, tidak seperti para Bapa Gereja lainnya
Sumber:
Wikipedia
https://www-christian--history-org.