Catatan Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq
SAYA telah menyimak video-video lama Habibana di banyak persidangan, semisal kasus terkait kisruh jama'ah ahmadiyah dan juga tuduhan berbuat onar saat melakukan aksi amar ma'ruf nahi munkar.
Di mana para saksi yang notabene adalah para polisi dilibas habis oleh beliau tanpa ampun. Kalimatnya bernas tajam menghujam. Semua argumen lawan bukan hanya dibantah dengan telak, tapi juga dibuat jatuh terserak terinjak-injak.
Yang nampak di rekaman seakan bukan aparat yang biasa jumawa karena merasa punya pangkat dan kuasa, tapi tak ubahnya seperti korban-korban Khabib Nurmagumedov di ring Oktagon, babak belur mengenaskan.
Padahal kala itu sepengetahuan saya, para saksi yang dihadirkan, tak bersentuhan langsung dengan habibana, tapi hanya dengan beberapa tersangka yang ditahan yang merupakan murid-murid beliau.
Sekarang, apa jadinya jika beliau langsung yang ditahan, lalu dihadap-hadapkan langsung di tengah persidangan. Lalu disiarkan terbuka. Disimak secara luas oleh netizen di sosial media, Itu mah bunuh diri namanya.
Karena pilihannya hanya akan dua dua : Kalau tidak kalah memalukan, ya menang tipis dengan mempertontonkan kecurangan dan kedzaliman.
Lawan sudah berhitung untung rugi. Lebih baik terpaksa ketahuan dzalim dan berbuat curang sekali, dari pada dikuliti berkali-kali di medan persidangan nanti.
Karena mereka tahu, keteguhan dan keberanian habibana bukan karena adanya dukungan dan sokongan siapapun. Tapi karena beliau sangat yakin dengan kebenaran yang sedang ia perjuangkan. Organisasi yang menjadi wadah perjuangannya telah dibubarkan.
Tokoh-tokoh yang dulu nampak bersama beliau ketika masa kisruh politik, terbukti hanya ingin numpang perahu, kawan-kawan yang dulu seperjuangan nampak banyak yang memilih tiarap nyari aman. Tapi lihat, beliau tetap tegar dan bergeming sedikit pun.
Tuduhan mau makar, dugaan punya kekuatan semi militer, atau disokong oleh kekuatan asing, sampai mengkaitkan beliau dengan organisasi seperti Isis terbuka dan terbukti semuanya hanya dusta yang keji.
Beliau meringkuk di tahanan dan menjalaninya dengan tabah. Dan tak keluar satupun kalimat beliau yang berisi provokasi untuk membakar kemarahan umat, apalagi teriakan instruksi atau komando kepada loyalisnya untuk membebaskannya.
Semua itu menjadi bukti, beliau adalah pejuang sejati yang ingin menegakkan kebaikan untuk negerinya yang sangat ia cintai.
Kita boleh tidak setuju dengan cara yang beliau tempuh, tapi membiarkannya terdzalimi, diposisikan seakan musuh negara dan musuh bersama, itu sungguh kejahatan yang tidak akan pernah dimaafkan oleh sejarah.
Anda yang tidak takut balasan Tuhan karena mungkin memang tidak percaya keberadaanNya, tidakkah Anda khawatir anak cucu Anda akan sangat malu pernah punya orang tua yang justru bangga mempertontonkan perilaku nista dan rendahan seperti ini?
Anda yang diam, apalagi yang mendukung kedzaliman dengan diam Anda, ingat, sejarah akan menghukum Anda dengan sangat kejam dan menyakitkan !
APA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?: