Jabir Ibnu Haiyan (Geber), Sang Bapak Kimia

Nama lengkapnya adalah Abu Musa Jabir Ibnu Haiyan Al Azdi Al Thusi As Sufi. Selain nama itu, ia dipanggil juga Al Harrani karena berasal dari daerah Harran di sebelah utara Mesopotamia. Ada sumber yang mengatakan bahwa Jabir berasal dari suku Azd di Arabia Selatan, yang pada masa kebangkian Islam menetap di Kufah.

Di Barat, Ibnu Haiyan dikenal dengan nama Geber, sebagai seorang ahli kimia muslim yang masyhur. Waktu kelahirannya secara pasti masih diperbincangkan, tapi yang jelas Jabir menghembuskan nafasnya terakhirnya sekitar tahun 803 M. Tapi ada juga sumber yang menyatakan ia hidup sekitar tahun 103-160 H atau 721-776

M.Jabir banyak melakukan penelitian kimia hingga mengantarkannya menjadi ahli kimia yang ketenarannya tidak hanya di dunia Islam, tapi juga di dunia Barat di masa kemudian. Hasil-hasil penelitiannya menjadi rujukan dan tonggak pengembangan ilmu kimia modern sekarang. Bahkan istilah "kimia" berasal dari bahasa Arab "al kimiya" (al chemy), artinya "ilmu tentang kimiya / al chem". Al kimiya inilah ilmu yang ia kuasai dan kembangkan. Kata "al chem" mulanya berasal dari Mesir yang menunjukkan negeri "bertanah hitam", yang serasi dengan makna simbolik (lambang) "wujud dalam", atau oleh kimiawan disebut material prima (materi asal).

Si Geber ini banyak mengembangkan metode kimia dasar dan pengamatan reaksi yang terjadi. Penelitiannya difokuskan pada percobaan (eksperimen) dan pengembangan metode untuk menghasilkan karya yang bisa diproduksi ulang (reprodusibiliti), sehingga mempunyai manfaat yang besar. Jabir menekankan bahwa kuantitas tertentu dari berbagai zat terlibat dalam reaksi kimia. Makanya, ia menjadi perintis hukum mengenai perbandingan yang konstans. Karenanya, dunia kimia sekarang berhutang budi dan ilmu pada Jabir.

Dari berbagai hasil penelitian dan eksperimentasinya banyak dasar-dasar ilmu kimia yang dihasilkan. Beberapa dasar ilmu kimia yang dihasilkannya antara lain sebagai berikut:

1. Kristalisasi (crystallization)
2. Penyulingan (destillation)
3. Pembakaran atau oksidasi (calcination)
4. Penyubliman (sublimation)
5. Penguapan (evaporation)
6. Berbagai instrumen (alat) untuk membuat percobaan tersebut

Hal-hal tersebut di atas membawa manfaat yang besar dalam kehidupan nyata kita sehari-hari. Ia mencapai keberhasilan besar dengan penemuanya, yaitu mineral dan asam, yang pertama kali disiapkan dalam alembic (anbique, nama suatu zat kimia) miliknya. Penemuan alembic membuat proses penyulingan (destilasi) menjadi mudah dan sistematis. Terobosannya yang luar biasa adalah racikan bebagai bahan berikut ini, seperti:

1. Asam nitrat (nitric)
2. Asam hidroklorit (hydrochloric)
3. Asam sitrat (citric)
4. Asam belerang (minyak vitriol)
5. Caustic soda
6. Asam tartrat (tartaric acid)
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama