Ada sebuah kata yang mulai populer beberapa tahun belakangan ini. Kata yang terkait dengan pemikiran baru, ide baru, atau sesuatu yang beda dan tidak seperti yang lain.
Kita sering mendengar bahkan tidak jarang dianjurkan oleh orang-orang disekeliling kita, “kreatif, dong!”. Mengapa? Kreatif sering dimaksudkan sebagai proses menghasilkan sebuah ide baru, gagasan cemerlang yang belum pernah ada atau konsep yang belum terpikirkan sebelumnya. Hal ini untuk selalu mendorong kita pada perubahan, tentunya agar menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Menurut Wikipedia Indonesia, dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Tetapi yang sering menjadi persoalan adalah bahwa kreatif itu hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Yaitu, seperti telah disebut diatas, sebagai orang dengan pemikiran divergen. Memang pada dasarnya manusia itu memiliki 2 pola pikir dasar, secara konvergen dan divergen. Pemikiran konvergen berarti pemikiran atau pola pikir yang terfokus dan spesifik. Sedangkan pemikiran divergen berarti pemikiran yang menyebar dan meluas atau kadang sering dinilai sebagai pemikiran yang ‘nyeleneh’ dengan istilah kerennya ‘out of the box’. Kedua pola pikir ini memang saling bertentangan, hingga manusia secara umum tidak dapat menjalankan keduanya secara simultan. Meskipun begitu dengan pemahaman yang baik terhadap kedua pola pikir tersebut dan kaitannya dalam pemecahan suatu masalah atau penciptaan sesuatu yang baru, manusia dapat mengontrol kedua pola pikir ini.
Dapat dikatakan disini, bahwa secara fundamental semua manusia memiliki potensi kreatif atau potensi untuk dapat menciptakan ide atau gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya saja karena tidak mudahnya memahami 2 pola pikir yang saling bertentangan, potensi tersebut menjadi kurang optimal.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana caranya potensi tersebut menjadi optimal? Pada artikel bagian 2 nanti, kita akan mencoba menelaah metode mencari sesuatu yang ‘out of the box[by Arista Diki]
berpikir kreatif, out of the box.... memang tidak mudah mempraktekkannya.
BalasHapusAPA PENDAPAT ANDA TENTANG TOPIK INI?: